Foto Profil

Foto Profil
Senyum itu indah, maka tersenyumlah

Rabu, 28 Oktober 2009

Tentang Sahabat

Sahabat....
Mengapa ku Begitu sulit tuk menjadi sahabat yang baik buat kamu...
kau telah menemaniku saat aku sendiri...

Kau telah memberiku semangat untuk bangkit dari kegagalan...
Kau telah membuatku tersenyum saat kebahagiaan tak bisa datang menjemputku...
Dan hatimu selalu ada ruang tuk menerimaku saat aku tak lagi memiliki cinta yang lain...!

Ingin ku petik Bintang-bintang dilangit...
Namun bintang itu terlalu kecil untuk ku Berikan padamu...
Meskipun waktu tak mungkin terulang, ku masih terus mencoba untuk merangkai sebuah kisah indah, semangat baru, dan cinta abadi diantara kamu...Bersamamu...N just 4 u...!!!

Selasa, 27 Oktober 2009

Memperkokoh Nasionalisme dengan Melahirkan Negarawan Muda

Kekuatan otot lebih berharga daripada kekuatan pikiran (otak). Kalimat tersebut sepertinya lebih pantas disandingkan dengan para pemuda di desa Mekar Sari, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Gaya dan pola hidup pemuda di kota bisa dikatakan lebih maju dari pada masyarakat di pedesaan. Jika para pemuda yang ada di kota notabenenya adalah orang-orang yang berpendidikan, lain halnya dengan para pemuda yang ada di desa, yang masih menjadikan pendidikan sebagai suatu hal yang tidak penting. Tidak heran jika para pemuda di pedesaan lebih mementingkan kekuatan otot daripada kekuatan pikiran. Karena dengan kekuatan otot mereka bisa bekerja dan mendapatkan penghasilan untuk menyambung hidup dan kebutuhan pribadi khususnya.
Potret pemuda dipedesaan itulah yang telah menjadi tradisi para pemuda di Desa Mekar Sari, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Kebanyakan para generasi muda yang ada di desa Mekar Sari hanya mengenyam pendidikan sampai bangku Menengah Pertama dan maksimal Menengah Atas. Setelah lulus dari bangku SMP/SMA, mereka tidak lagi memikirkan untuk melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi hingga menyelesaikannya. Porsi pemikiran mereka terhadap pentingnya pendidikan pada perguruan tinggi di era global saat ini sangat minim bahkan tidak ada sama sekali. Pergruan tinggi bagi mereka tidak ubahnya sebagai wahana permainan, yang harus bayar ketika ingin merasakannya dan tidak mendapatkan apa-apa setelah menyelesaikannya selain gelar pendidikan sebagai “perhiasan nama”. Ironisnya lagi, pemikiran dan pandangan hidup yang mereka miliki bukan murni tercipta dari masing-masing individu, melainkan sejak turun-temurun telah mendapatkan pengaruh dari keluarga dan lingkungan sosial mereka.
Umumnya pekerjaan yang mereka ambil adalah dengan menjadi pahlawan devisa atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Hanya berbekal kekuatan otot dan doa restu dari sanak family, mereka berani melancong ke luar negeri untuk mengadu nasib dan mencari rezeki. Bagi mereka yang berhasil, maka uanglah yang mereka bawa saat pulang ke kampung halaman. Namun bagi mereka yang kurang beruntung, hanya pengalaman hidup di negeri orang lah yang mereka dapatkan, entah itu pengalaman pahit atau bukan.
Dengan menjadi TKI di usia muda bukanlah program yang perlu didukung, apalagi menjadi TKI dengan cara yang ilegal atau tidak resmi. Karena dengan menjadi TKI, mereka (para generasi muda) terpaksa harus menghilangkan pengabdian dan perhatian mereka terhadap daerahnya sendiri. Bagaimana untuk membangun bangsa yang kuat, jika para generasi muda bangsa ini kurang peduli akan kemajuan bangsanya khususnya desa tempat mereka tinggal. Memiliki semangat kebangsaan, loyalitas yang tinggi terhadap lingkungan sosial, dan bangga akan jati dirinya sebagai penerus bangsa dimasa yang akan merupakan hal yang langka dan semua itu masih sangat sepi dari benak pikiran para generasi muda tersebut. Dalam arti lain, sikap nasionalisme mereka lebih kecil daripada ambisi mereka untuk mengurus kehidupan pribadi. Padahal nasionalisme bukanlah sesuatu yang baru lahir di negeri ini, nasionalisme sudah berjalan beriringan mulai dari sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia hingga saat ini.
Ironis memang, bagaimana bangsa ini akan menuju bangsa yang kuat dan bermartabat, jika hingga saat ini nasionalisme masih jauh dari pikiran generasi muda kita. Bangsa yang kuat dan bermartabat dapat dilihat dari proses penciptaan dan kesiapan para generasi mudanya, selain itu juga dapat dilihat dari sikap kedewasaan dan kesiapan dari generasi muda untuk terus belajar dalam membenahi bangsa ini. Disinilah hal yang sangat penting dalam memperkokoh nasionalisme di Indonesia. Dan peran generasi muda untuk mempersiapkan diri menjadi seorang negarawan muda yang memiliki semangat nasionalisme tinggi adalah mutlak.
Sudah 64 tahun Indonesia berjalan atas nama kemerdekaan, namun hingga saat ini masih banyak rakyat yang belum merasakan nikmatnya kemerdekaan. Bangsa yang kaya raya ini seolah-olah bukan menjadi “tanah-air” lagi bagi mereka (rakyat kecil). Kehidupan serba sulit dan kekurangan hampir setiap hari dirasakan rakyat kecil yang notabenenya kurang mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.
Melihat keburaman kondisi yang sedang dialami bangsa saat ini, sudah seharusnya bangsa Indonesia untuk melakukan proses persiapan dalam menghasilkan negarawan muda yang lebih energik dan bermutu. Negarawan muda inilah yang nantinya akan menjadi pemimpin yang professional, yang bisa menyatu dengan rakyat, mendengarkan segala rintihan yang dialami rakyat, dan melayani rakyat dengan sepenuh hati (ikhlas) tanpa mengharapkan imbalan sedikitpun apalagi untuk memperkaya diri.
Melahirkan Negarawan Muda
Bukanlah hal yang mudah dalam menghasilkan negarawan muda. Namun, bukan pula hal yang terlalu sulit untuk memproses dan melahirkan negarawan muda, jika semua element masyarakat ikut serta mempersiapkannya dalam rangka membangun bangsa ini menjadi lebih baik tentunya. Negarawan muda yang dimaksud disini bukanlah negarawan yang “abal-abal,” melainkan negarawan muda yang memiliki loyalitas dan integritas tinggi di mata masyarakat. Oleh karena itu dalam proses melahirkan negarawan muda tidaklah instan, perlu disiapkan dan butuh proses mulai saat ini hingga pada akhirnya ditemukan seorang yang benar-benar menjadi negarawan muda, negarawan yang memiliki semangat kebangsaan yang tinggi dan bisa menjadi solusi atas permasalahan bangsa yang hingga saat ini masih mengakar kuat di bumi Indonesia.
Sikap nasionalis dari negarawan muda inilah yang nantinya bisa menjadi tolak ukur sejauh mana keberhasilan bangsa ini dalam menghasilkan negarawan muda yang mutlak akan menjadi pemimpin masa depan bangsa Indonesia. Sikap Nasionalis sendiri diperoleh dari proses belajar yang dilakukan secara terus-menerus. Dalam melahirkan negarawan muda harus melalui beberapa tahapan, yaitu: melalui pendidikan yang berasaskan pancasila, gerakan nasionalis yang solid dan terstruktur, dan karakter kuat yang berkompeten.
Pendidikan yang berasaskan pancasila merupakan hal yang mendasar untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dikalangan generasi muda. Sejak awal pendidikan pancasila harus diberikan kepada para generasi muda sebelum jauh melangkah pada pelajaran yang lain, hal ini bertujuan untuk mengenalkan seluk-beluk bangsa melalui pancasila. Pancasila dapat pula menjadi pondasi awal dalam melahirkan seorang negarawan muda. Karena pancasila sendiri lahir dari pemikiran dan perjuangan para pendiri bangsa ini yang notabenenya adalah pemuda. Dalam pancasila terkandung nilai-nilai luhur bangsa dan sejarahnya mulai dari perjuangan dalam memperebutkan kemerdekaan hingga terbentuknya Negara Kesatuan seperti saat ini. Dari nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pancasila, tercipta sifat, batin, dan roh nasionalisme sebagai efek dari lahirnya semangat kebangsaan. Sejarah terbentuknya pancasila sendiri dapat diambil suatu pelajaran dari perjuangan para pendiri bangsa ini secara terus-menerus dalam satu jiwa. Adanya rasa persamaan nasib seperjuangan dan sikap lebih mementingkan kebutuhan seluruh bangsa dan tanah air daripada kebutuhan pribadi inilah yang dapat melahirkan kalimat “suci” pancasila. Kekuatan pancasila sendiri adalah kekuatan yang utuh, yang saling menguatkan satu sama lain dan saling mengisi satu sama lain..
Semua yang terdapat dalam pancasila adalah final, artinya sudah tidak dapat diganggu gugat lagi bagian luar maupun dalamnya. Karena semuanya berbicara atas nama bangsa, bukan golongan, suku, ataupun agama. Konsep bhinneka tunggal ika harus terpatri didalam setiap jiwa para generasi muda.
Menyatukan keanekaragaman suku, budaya, dan bahasa yang ada di Indonesia merupakan hal yang unik dan indah tentunya daripada tidak bisa menerima perbedaan. Semua keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia adalah hal yang langka bagi bangsa-bangsa lainnya.
Di era global dan bebas informasi seperti saat ini, seorang negarawan muda harus bisa menggunakan pancasila sebagai alat untuk memfilter budaya-budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Jangan sampai budaya-budaya asing dapat mengikis semangat kebangsaan para generasi muda.
Negarawan muda dapat lahir dari sebuah gerakan nasionalisme yang solid dan terstruktur dengan rapi. Dari pergerakan nasionalisme akan melahirkan tunas-tunas baru untuk dicetak sebagai pemimpin masa depan yang akan membawa perubahan. Pergerakan nasionalisme, seperti pemuda pancasila dapat dijadikan wahana untuk menempa pengalaman dan pelajaran hidup, sebelum akhirnya terjun langusng kepada masyarakat untuk memimpin dan melayani. Dari pergerakan nasionalisme pula seorang negarawan dapat belajar bagaimana memimpin dan dipimpin. Perjalanan dalam ruang pergerakan nasionalisme ini merupakan proses yang sangat penting.
Setelah melalui pendidikan yang berasakan pancasila dan pengalaman dalam pergerakan nasionalime, pada akhirnya seorang negarawan sejati bisa dilahirkan dengan baik, negarawan muda yang dihasilkan disini adalah negarawan yang memiliki karakter kuat dan berkompeten. Mengapa karakter? Karena dalam menjalankan tugas menjadi seorang pemimpin bukanlah perkara yang mudah. Karakter yang kuat dapat manjadi landasan dalam setiap pengambilan keputusan, bertindak, dan melayani. Sehingga setiap keputusan yang diambil bisa memihak kepada rakyat kecil.
Menuju bangsa Indonesia yang seutuhnya harus memberikan pembangunan yang merata disegala bidang. Ekonomi, politik, pendidikan dan budaya harus berjalan mengikuti arah kemajuan baik di kota maupun perkotaan. Sehingga kesejahteraan yang diinginkan oleh segenap rakyat Indonesia dapat tercapai dengan sempurna. Untuk itu negarawan muda perlu memiliki kemampuan disegala bidang, baik itu ekonomi, politik, pendidikan dan budaya.
Jika para generasi muda Indonesia mulai saat ini telah disiapkan untuk menjadi negarawan muda, bukan mustahil bagi bangsa Indonesia untuk menghasilkan para arsitek peradaban bagi bangsa Indonesia. Dengan kekuatan dalam negeri yang di miliki saat ini, Indonesia pasti bisa menggapai cita-cita luhurnya yang sampai saat ini masih berjalan. Dan indonesia pun akan menjadi bangsa yang di segani oleh bangsa-bangsa lainnya, tentunya semua itu berawal dari kepandaian para negarawan muda untuk mengolahnya berdasarkan semangat dan wawasan kebangsaan.

Oleh : Khoirul Umam
NIM : 08330015
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang