Foto Profil

Foto Profil
Senyum itu indah, maka tersenyumlah

Sabtu, 16 Januari 2010

BEDA COWOK GANTENG & JELEK DI MATA CEWEK

Salam sahabat... apa kabar kebaikan... semoga masih menjadi sahabat kita yang setia... Amiin

sebuah tulisan... dicopas dari file seorang sahabat... entah dari mana... bacalah dulu... lalu temukan hikmah terbaik bagimu...

BEDA GANTENG & JELEK DI MATA CEWEK

kalo cowok ganteng pendiam
cewek akan bilang : cool... banget…
kalo cowok jelek pendiam
cewek akan bilang : dasar... kuper…

kalo cowok ganteng jomblo
cewek akan bilang : pasti dia perfecksionis
kalo cowok jelek jomblo
cewek akan bilang : sudah jelas…kagak laku…

kalo cowok ganteng minta no HP
cewek akan bilang : 081xxxxxxxxx..aku tunggu ya..
kalo cowok jelek minta no HP
cewek akan bilang : Gua belum butuh sopir..maaf ya..

kalo cowok ganteng berbuat jahat
cewek akan bilang : manusia g ada yang semprna
kalo cowok jelek berbuat jahat
cewek akan bilang : pantes…tampangnya aja kriminal

kalo cowok ganteng nolongin cewe’ yang diganggu preman
cewek akan bilang : wuih jantan… kayak di filem-filem
kalo cowok jelek nolongin cewe’ yang diganggu preman
cewek akan bilang : pasti preman itu temennya dia…

kalo cowok ganteng dapet cewek cantik
cewek akan bilang : klop…serasi banget…
kalo cowok jelek dapet cewek cantik
cewek akan bilang : main dukun tuch…

kalo cowok ganteng diputusin cewe’
cewek akan bilang : jangan sedih, khan masih ada aku…
kalo cowok jelek diputusin cewe’
cewek akan bilang : udah...cari aja yang sepadan ma lo...

kalo cowok ganteng ngaku indo
cewek akan bilang : emang mirip-mirip bule sih…
kalo cowok jelek ngaku indo
cewek akan bilang : bapak lo robot ya…?

kalo cowok ganteng penyayang binatang
cewek akan bilang : perasaannya halus, penuh cinta kasih
kalo cowok jelek penyayang binatang
cewek akan bilang : sesama keluarga emang harus menyayangi…

kalo cowok ganteng bawa BMW
cewek akan bilang : matching… keren luar dalam
kalo cowok jelek bawa BMW
cewek akan bilang : mas, majikannya mana..?

kalo cowok ganteng males difoto
cewek akan bilang : pasti takut fotonya kesebar-sebar
kalo cowok jelek males difoto
cewek akan bilang : nggak tega lihat hasilnya ya…?

kalo cowok ganteng foto bareng
cewek akan bilang : emang beda ma yang laen...
kalo cowok jelek foto bareng
cewek akan bilang : ini foto penampakan ya..?

kalo cowok ganteng naik motor gede
cewek akan bilang : wah kayak lorenzo lamas… bikin lemas…
kalo cowok jelek naik motor gede
cewek akan bilang : awas..!! mandragade lewat…

Kalo cowok ganteng nuangin air ke gelas cewe’
cewek akan bilang : ini baru cowok gentleman
Kalo cowok jelek nuangin air ke gelas cewe’
cewek akan bilang : mas..mau kerja di rumah gua...sekalian bantu si inem..?

Kalo cowok ganteng bersedih hati
cewek akan bilang : let me be shoulder to cry on
Kalo cowok jelek bersedih hati
cewek akan bilang : cengeng amat!! Laki-laki bukan sih..?

Kalo cowok ganteng yang baca :
Langsung ngaca sambil senyum-senyum kecil, lalu berkata “Life is Beautiful”
Kalo cowok jelek yang baca :
Frustasi, ngambil tali jemuran, trus triak sekeras-kerasnya.. “Hidup ini Kejaamm…!!”

Yang jelek nggak usah tersinggung, n yang ganteng nggak usah berbangga hati lah, pokok'e semuanya dibolehkan ketawa..!!

____^^^^________~~~~~~~_________++++++++__________

LUCU... mungkin itu yang kita rasakan... sehingga senyum... akan terus menyimpul di setiap wajah kita...

**Untuk yang wanita... Mari teliti diri sahabat... Bagaimana diri kita memandang sesuatu... pertama kali gelar 'matre' dikumandangkan... itu ditujukan kepada kita... Membaca tulisan di atas pun... adalah sesuatu yang pantas untuk kita perhatikan... Malunya... jika cemoohan... terarah pada kita... Sahabat... jagalah setiap indahmu...

**Untuk yang pria... percayalah... tak semua wanita melihat fisik... tak semua wanita memandang harta... dan setiap dirimu... adalah dicipta... dengan bentuk yang sebaik-baiknya...

Btw.... waktu ku baca tulisan itu... diriku... TERTAWA... kalo cuma senyum... RUGIII.... hehehe...

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Seorang sahabat... mungkin tak sekuat dirimu di dunia... Namun... sayap-sayap lemah sahabatlah... yang membawa kita... menuju langit...

*Tiada senang... sebahagia pertemanan... ^_^
Terkadang hati ini sakit, sakit karena telah memendam perasaan yang begitu berharga dalam hidup ini. terkadang juga hati ini merasa letih karena terus ku paksa untuk menahan perasaan yang terus membenbaniku.
ingin kucurahkan, tapi terlalu dini bagiku.
tapi aku percaya, inilah cinta, cinta terindah yang harus aku pikul sendiri.
dan biarkan aku melepaskannya hingga perasaan ini benar-benar suci.......

Rabu, 13 Januari 2010

Masa Depan Pendidikan di Tangan M. Nuh

Konfigurasi menteri dalam Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II yang dipimpin oleh SBY dan wakilnya Boediono kembali berubah, meskipun 9 dari 34 menteri merupakan wajah lama yang tetap dipilih SBY untuk membantu kinerja pemerintahannya. Salah satu menteri yang tetap dipilih SBY adalah Mohammad Nuh, namun dalam KIB jilid II ini, M. Nuh tidak lagi ditempatkan sebagai menkominfo, tetapi diamanahkan untuk menjabat sebagi menteri pendidikan nasional (mendiknas).

Melihat latar belakang dari M. Nuh, sepertinya SBY dan wakilnya Boediono tidak asal-asalan dalam memilih menteri pendidikan, mengingat menteri pendidikan merupakan menteri terbesar dalam menerima anggaran, yakni sekitar 20% dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Tidak banyak orang dari berbagai kalangan yang berpandangan negatif atas diangkatnya M. Nuh sebagai menteri pendidikan. M. Nuh merupakan orang lapangan yang banyak “makan garam” dalam merasakan dunia pendidikan. Pengalaman berorganisasi semasa muda merupakan prestasi tersendiri bagi M. Nuh. Sebagai dosen dan rektor di ITS Surabaya, adalah pengalaman nyata yang pernah dialami M. Nuh dalam mengurusi dunia pendidikan.

Pendidikan merupakan pilar utama dalam memajukan peradaban bangsa ke arah yang lebih baik. Pendidikan harus mampu membangun karakter anak bangsa (generasi penerus) yang mempunyai daya saing global, baik dalam bidang sains, teknologi, agama, dan budaya. Hal ini merupakan tuntutan dari perkembangan zaman yang tidak lagi mengenal batas, ruang dan waktu. Jika tidak, maka bangsa Indonesia akan ketinggalan dengan bangsa lain, khususnya Negara tetangga.

Tidak hanya itu, pendidikan juga harus mampu melahirkan siswa atau mahasiswa yang visioner, berakhlak mulia, memiliki jiwa leadership dan entrepreneurship. Dan semua itu harus seinergi, percuma saja jika memiliki jiwa leadership namun miskin dengan akhlak yang mulia. Pendidikan di sekolah menengah maupun Perguruan Tinggi jangan hanya meluluskan siswa atau mahasiswa yang siap bekerja, namun yang lebih penting adalah meluluskan peserta didik yang sudah siap membuka pekerjaan. Sungguh ironis, jika kualitas pendidikan semakin maju, namun tetap diiringi dengan jumlah pengangguran yang terus meningkat.

Inilah yang menjadi tantangan mendiknas baru, M. Nuh. Sebagai menteri yang menahkodai pendidikan di Indonesia, sudah menjadi kewajiban bagi M. Nuh untuk membenahi permasalahan-permasalahan mendasar yang terus mewarnai dunia pendidikan di Indonesia. Belum meratanya pendidikan, bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dinilai banyak penyimpangan, UU Badan Hukum Pendidikan (BHP) yang menuai banyak kontroversi, bangunan gedung sekolah yang tak layak huni, hingga sulitnya mencetak guru professional merupakan persoalan konvensional yang melanda dunia pendidikan Indonesia yang belum juga dituntaskan.

Capabilitas dan kepercayaan M. Nuh butuh pembuktian nyata dari rakyat. Mampukah M. Nuh meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia?, sebuah pertanyaan menantang bagi M. Nuh. Speed of action M. Nuh dalam mengemban amanah ini harus mengarah pada cita-cita luhur yang akan mengantarkan bangsa ini lebih bermartabat, tentunya melalui pendidikan. Bukan zamannya bagi M. Nuh untuk menyalahgunakan kekuasaan (abuse of power), karena rakyat Indonesia sekarang sudah cerdas dalam mengawal segala bentuk kebijakan yang dibuat oleh pejabat tinggi negara (pemerintah).

Memang butuh waktu, tidak cukup hanya dengan 100 hari bahkan 1 atau 2 tahun sekalipun. Perlu perencanaan, strategi dan konsep yang matang dalam mewujudkan perubahan ke arah yang lebih baik. Mengingat bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, dengan jutaan anak didik yang sedang menikmati dunia pendidikan, mulai dari bangku sekolah hingga Perguruan Tinggi.

Kinerja M. Nuh dalam mendisain sistem pendidikan memang menentukan nasib dunia pendidikan di Indonesia kedepan. Apakah dapat meningkatkan kualitas pendidikan atau tidak?, butuh waktu untuk menjawabnya.

PERLU di REFORMASI


Sejarah buruk baru saja menimpa timnas sepak bola Indonesia. Betapa tidak, pulang dengan kekalahan total dari sea games di Laos dan gagal melanjutkan tradisi lolos di kejuaraan piala Asia merupakan “pukulan beruntun” bagi timnas dan pecinta sepak bola Indonesia. Hal ini menunjukkan kondisi kekinian timnas yang tidak solid dan kuat.

Sudah waktunya bagi PSSI untuk evaluasi dan membenahi diri dengan mereformasi timnas di berbagai “lini,” mulai dari pejabat struktural hingga para pemain. Pengurus PSSI merupakan nahkoda bagi timnas, karena perjalanan timnas kedepan tergantung dengan manejemen dari para pengurus.

Kemudian dari sektor pelatih, untuk membangun timnas yang kokoh diperlukan arsitek yang cerdas. Kemampuan pelatih dalam meramu komposisi pemain sangat dibutuhkan untuk menciptakan kemenangan. Pemain timnas saat ini adalah wajah-wajah lama, yang gaya permainannya tidak pernah berubah. Pengurus dan pelatih timnas terkesan tidak mampu memanggil pemain baru yang mumpuni untuk bergabung di timnas, padahal banyak pemain di klub Indonesia yang baik dan berkualitas.

Untuk itu PSSI harus berani mereformasi seluruh komponen timnas, agar timnas segera berubah menjadi lebih baik.

Kamis, 07 Januari 2010

A Short Story

Bintang Pelangi di Taman Alveolus

Perpaduan diantara mereka membuatku betah melihatnya. Aku bangga bisa menikmati keindahannya. Tidak hanya indah, cinta mereka juga telah kurasakan. Tak ada yang mampu memalingkan perhatianku, saat aku berada diantara mereka. Karena Tuhan telah menakdirkannya untukku.

Ketika aku lelah, sakit, rapuh, putus asa, sedih, maka aku langsung menemui mereka, mengadukan semua permasalahanku yang aku alami. Menceritakan semua keluhanku sembari melihat keindahannya. Ketika aku bahagia, maka segera kutebarkan senyum indah pada mereka, memberikan semua kebahagiaan yang aku dapatkan, karena disaat bersama merekalah aku dapat berbagi. Tidak sia-sia aku mengenali mereka, bintang pelangi di taman alveolus.

Hanya di taman alveolus aku dapat melihat bintang pelangi itu. Konfigurasi warnanya terus mengikat diriku tuk tetap bertahan di sana. Cinta, tawa, duka, perjuangan, pengorbanan, aku lalui bersama mereka, bintang pelangi. Kekompakan sepertinya bagai kebutuhan yang harus selalu ada dalam setiap waktu.

Ruang dan jarakku memang berbeda, namun jiwaku tetap bersama mereka, semangatku juga mengalir bersama mereka dalam menggapai satu cita-cita mulia, memberi keindahan, dan menaburkan benih kebaikan kepada orang banyak.

Sejak pertama kali aku mengenali bintang pelangi di taman alveolus, hati ini takjub, sungguh beruntung aku berada diantara mereka yang luar biasa, selalu semangat. Cahaya mereka mampu menembus kulit, mengalir di tubuh melalui sel darah, hingga akhirnya bermuara di hati kecilku, meneranginya, membakar semangat, dan member keindahan tak tergambarkan di dasar hatiku. Hanya mereka yang bisa.

Pernah suatu hari, aku mencoba tuk memisahkan diri dari bintang pelangi, keluar dari taman alveolus, namun belum selangkah aku pergi, hatiku memberontak, seakan pecahan gelas kaca sedang menusuk membran hati. Angin malam pun membelengguku hingga aku tak bisa berkutik dibuatnya. Meskipun kupaksakan raga ini untuk pergi, namun jiwa ku belum siap.

@@@

Kisah demi kisah telah kulalui ditaman alveolus, sebagian waktu yang kumiliki, kuhabiskan untuk menikmati keindahan bintang pelangi. Cinta, bahagia, duka, sedih, semua pernah kurasakan bersama mereka. Hampir genap dua belas kali sang bulan mengelilingi bumi. Hati kecilku juga penuh dengan Cahaya dan warna dari bintang pelangi yang masih tetap semangat, tidak redup, apalagi memudar.

Namun pada hari yang berbeda, aku amati ada sesuatu yang kurang dari keindahan bintang pelangi, aku sendiri tak mengerti apa sebenarnya yang telah berubah. Ingin kutanyakan pada mereka prihal keindahannya yang berkurang, namun sebelum aku tanyakan, salah satu dari bintang pelangi itu memberi tahuku bahwa akan ada komponen keindahannya yang akan pergi. Pergi menuju taman lain untuk mewujudkan mimpi terbesarnya yang saat ini masih terpendam. Mendengar hal itu, tanpa perintah tiba-tiba hati kecilku menjadi lemah, rapuh, tidak tegar. Ingin ku kuras semua darah yang mengalir deras dalam tubuh ini, agar sekalian tak ada cahaya dan warna bintang pelangi yang mengalir ditubuhku. Aku tidak bisa menerima hal itu, aku tak ingin komponen dari keindahan bintang pelangi pergi ketaman lain. Bukankah alveolus merupakan taman yang indah, dan bukankah mimpi-mimpi yang indah juga ada di taman alveolus. Hatiku terus perih.

Dengan jiwa yang belum siap, terus kuamati keindahan bintang pelangi, yang tiap harinya semakin berkurang keindahannya. Akhirnya hati kecilku memberanikan diri untuk bertanya. “siapakah yang akan pergi untuk meninggalkan taman alveolus?”, tanyaku dengan suara penuh harap. “bintang pelangi yang terindah diantara kami!”, jawaban yang kudengar dari bintang pelangi. Jawabannya membuatku semakin perih, kenapa harus yang terindah yang pergi, kenapa harus yang terindah. Aku tak bisa membendung jeritan hati yang ini. “kenapa harus dia yang pergi?, bukankah hal itu akan mengurangi keindahan taman alveolus?”, tanyaku dengan suara yang sedikit keras. “Dia pergi untuk mengejar mimpi terbesarnya yang selama ini masih belum terwujud, cita-cita yang mulia!”, jawab bintang pelangi dengan memberi alasan.

Aku kecewa, mengapa keindahan bintang pelangi akan segera luntur di taman alveolus. Kini mataku tak mampu menatap keindahannya. Aku belum siap tuk mencari keindahan lain, selain bintang pelangi di taman alveolus. Semangatku tak lagi seperti dulu. Aku bingung, harus kemana aku mencari pengganti bintang pelangi yang akan pergi itu. Sulit pastinya. Jika dia pergi, akankah dia akan kembali, meskipun sejenak untuk berkumpul di taman alveolus, merangkai mimpi indah kembali, menciptakan kisah indah tak terekam. Jiwaku sempat berharap, bisakah aku akan bertahan di taman alveolus yang tak lagi sempurna.

Memikirkan itu semua, ingin kuputuskan untuk pergi juga dari taman alveolus. Tidak ada gunanya aku bertahan disini. Cahaya bintang pelangi tidak lagi sempurna tuk ku lihat. Lebih baik aku beranjak pergi dari sini. Biarkan aku mengembara sendirian. “jangan!”, melalui hati terdalamku aku tahu itu suara bintang pelangi yang tidak menginginkan aku untuk pergi, mataku menyaksikan bintang pelangi yang berusaha tuk memberikan cahaya terindahnya untukku. Namun perintah itu segera sirna oleh keperihan hatiku. Tidak ada gunanya. Meskipun bintang pelangi telah memberikan cahaya terindahnya, semua itu tak berarti bagiku jika warnanya tak lagi sempurna. Aku tahu itu, mungkin bintang pelangi juga merasa kesepian setelah salah satu warnanya hilang. Tapi, hati ku lebih tergores lagi saat bintang pelangi tak lagi sempurna. Lebih sulit untuk memulihkan hati yang perih.

Kini mata lelahku mencoba untuk menatap kembali lukisan cahaya bintang pelangi. “Kita pasti bisa!”. Batinku menangkap pesan. Mengajakku tuk tetap diam di taman alveolus dan mencoba untuk ciptakan perpaduan warna yang lebih indah. Bintang pelangi itu terus mempengaruhiku agar kakiku tidak beranjak pergi. Kini konfigurasi cahayanya berubah. Dengan bergandengan tangan, merangkai ikatan, membentuk kata penuh makna (sahabat). Seakan-akan cahayanyalah tetap yang terindah, dan tidak ada lagi bintang pelangi selain di taman alveolus. Hatiku masih belum juga pulih. Apalah arti sahabat yang tak lengkap.

Tapi aku mempunyai hak untuk pergi. egoku mulai merasuki hati. Ingin kutinggalkan taman alveolus, namun aku tak siap. Aku masih belum bisa meniggalkan yang terbaik di taman alveolus. Kenangan terindah yang tercipta pun sulit untukku lepas. Memang, akulah yang dulu membanggakan bintang pelangi, tempatku membagikan kebahagiaan dan sedih. Tapi, sekarang aku benar-benar harus pergi. tatapan mata terakhirku yang basah karena air mata aku pusatkan kepada bintang pelangi di taman alveolus sebagai kalimat perpisahan dan kata maaf. Dalam sekejap aku pergi, memisahkan diri dengan bintang pelangi yang tidak lagi indah, yang tidak lagi pelangi, karena warnanya yang tidak lagi sempurna.

@@@

Tanpa kusadari, pengembaraanku sudah jauh. Seluruh belahan bumi telah ku jelajahi. Malam hingga siang, namun aku belum bisa menemukan bintang yang sempurna dan taman yang kuharapkan. Kelelahan pun telah menghampiriku. Kusandarkan raga ini diatas hamparan pasir halus disepanjang pantai yang dingin. Deburan ombak pantai mengajakku untuk tetap diam dibawah cahaya bulan. Ku terus amati bulan itu. Mungkinkah bintang pelangi yang ku cari ada dibalik bulan itu, akankah bulan itu mau bergeser sedikit untuk memperlihatkan semua yang ada dibalik layarnya. Rasa penasaran membuatku ingin terbang kesana. Tapi itu tak mampu ku lakukan. Dimanakah bintang pelangi ?

Pandanganku kini beralih ke laut. Ombak saling berkejaran untuk mencapai bibir pantai. Tiba-tiba penglihatanku terpusat ke arah tengah laut. Setitik cahaya terang tampak dari sana, cahayanya memancarkan keindahan warna yang lain dari bulan, bahkan lebh indah. Siapakah yang menyinari laut itu?, hati ku mulai bertanya-tanya. Bulan tidak mungkin, tapi cahaya itu datangnya dari atas. Segera ku alihkan pendangan ke bulan. “Bukankah itu…” suara serak keluar dari mulutku, namun tak sanggup untuk melanjutkan kalimatnya, karena kalah oleh keindahan bintang yang ada di sebelah bulan. Cahayanya mengalahkan terangnya bulan, warnanya lebih anggun daripada bulan. Keindahan bulan sendiri tak lagi teramati olehku. Akankah pengembaraanku mencari bintang pelangi sudah berhasil.

Senyum bangga akan menjadi milikku. Bintang itulah yang aku rindukan, karena selama ini aku tak pernah melihatnya di taman alveolus. “Bintang ungu…..!”, teriakku mengalahkan kerasnya ombak yang saling beradu dengan pasir. Aku takjub melihatnya. Rasa lelahku hilang tak tersisa saat aku mendapatkan cahaya dan warna dari bintang ungu. Kegelapan ditengah laut segera berubah menjadi taman luas, yang di selimuti oleh cahaya, hanya cahaya ungu.

Aku patut bersyukur, aku masih sempat mendapatkan cahaya dan warnanya yang terindah sebelum bintang ungu itu pergi kembali. Namun, sebenarnya masih ada permintaan terdalam dari hati kecilku. “Sebelum bintang ungu pergi, bisakah ia meninggalkan jejak-jejak cintanya di taman alveolus?.”

By: Umam

Malang, 3 Juli 2009