Foto Profil

Foto Profil
Senyum itu indah, maka tersenyumlah

Rabu, 17 Februari 2010

RESENSI NOVEL (Malang Post,14 Februari 2010)

Perjuangan Cinta di Tengah Bayangan Lupus
(Malang Post, 14 Februari 2010)

Hidup di dunia memang tidak selamanya akan terisi dengan kebahagiaan, adakalanya hidup harus dilalui dengan berbagai cobaan, ujian, hilangnya harapan, dan cinta yang hampa.
Gambaran hidup itulah yang dialami oleh Prasasti Alanis dalam novel “Tuhan Jangan Pisahkan Kami.” Novel karya Damien Dematra ini menceritakan seorang gadis yang cantik, namun hidupnya penuh dengan berbagai cobaan dan ujian.
Cobaan yang diterima Prasasti sebenarnya dimulai sejak kecil. Ia harus menjalani hidup dalam sebuah keluarga yang tidak lengkap, tanpa seorang ayah. Keadaan itu sering membuat Prasasti bertanya mengenai keberdaan ayahnya kepada sang Ibu, Karina maharani. Namun, Karina tidak pernah benar-benar mengatakannya dengan jelas. Setelah beranjak besar, Prasasti tetap saja hidup bersama seorang Ibu yang kerjanya hanya sebagai pendamping pria-pria kaya dan pecandu obat-obatan.
Prasasti sangat sayang kepada Ibunya. Ia mencoba menguatkan Ibunya untuk berhenti mengonsumsi obat-obatan demi kehidupan yang lebih baik. Namun, semua usaha yang telah dilakukan Prasasti hanya sia-sia. Hingga akhirnya pada kondisi yang berat, Karina meninggal dunia. Disini cobaan kembali diterima Prasasti. Prasasti harus menjalani hidup sendirian. Dengan begitu, ia harus bekerja keras untuk menghidupi dirinya sendiri.
Prasasti akhirnya bekerja sebagai penyobek karcis pada pintu masuk planetarium-sebuah tempat untuk melihat gugusan bintang dan benda-benda alam semesta. Selain itu juga, pada tempat yang sama ia mengambil double job, sebagai penjaga bioskop. Di tempat Prasasti bekerja itulah, ia kenal Salman, seorang cowok yang menaruh perasaan sayang pada Prasasti.
Kecintaan Salman pada Prasasti, membuatanya rela mengorbankan segalanya, asalakan Prasasti senang dan kebutuhan Prasasti dapat terpenuhi. Tempat kost yang berdampingan, bekerja berbarengan, membuat keduanya sering terlihat bersama, layaknya pacaran. Namun sebenarnya tidak. Salman masih sulit untuk membuka hati Prasasti, meskipun Salman telah memohon.
Karena harus menghidupi dirinya sendiri dan tidak ingin bergantung pada orang lain, membuat Prasasti harus bekerja keras untuk mendapatkan uang. Meskipun tubuhnya memberontak dan meneriakkan rasa sakit. Ini dibuktikannya dengan menerima tawaran untuk menjadi model lukis pada sebuah kelas melukis. Nasihat Salman untuk menyuruhnya istirahat setelah sehari sebelumnya pingsan, tidak didengarkannya.
Pada kelas melukis itulah ia bertemu sosok pemuda tampan, Zahir Amara. Perjumpaan mereka dalam kelas melukis terus berlanjut hingga diluar kelas. Saat itu pula, Zahir merasa Prasasti adalah cewek yang selama ini diinginkannya.
Zahir tidak butuh waktu lama untuk mencuri hati Prasasti. Berbeda dengan Salman, yang butuh pengorbanan dan waktu yang cukup lama, namun tidak berhasil membuka hati Prasasti. Tidak heran, jika Salman menyimpan rasa cemburu dan berusaha menjauhkan Zahir dengan kehidupan Prasasti.
Zahir merasa, hubungannya dengan Prasasti bisa memberikannya kebahagiaan yang selama ini ia cari, setelah sekian lama ia tidak mendapatkan dalam keluarganya. Namun, yang terjadi pada prasasti malah sebaliknya. Kesehatan Prasasti menurun, tubuhnya memerah, rambutnya juga semakin hari kian tipis karena rontok. Prasasti ingin berteriak melihat kondisi tubuhnya.
Akhirnya Prasasti pun di bawa ke rumah sakit oleh Salman setelah ditemukan dalam keadaan pingsan dalam kamar kosnya. Disini Prasasti kembali menerima ujian berat, setelah Dokter yang bertugas mendiagnosanya terserang penyakit yang dinamakan lupus. Sejak saat itu, Prasasti merasa hidup di dunia asing. Karena harapannya untuk sembuh dan hidup normal sudah tidak mungkin. Yang ia tunggu hanya satu, kematian.
Tidak cukup sampai disitu cobaan yang diterima Prasasti, setelah Salman memberikannya sebuah cincin dan mengajaknya untuk menikah, Salman mengalami kecelakaan dan harus meninggalkan Prasasti untuk selamanya.
Dalam keadaan terbaring di rumah sakit, Zahir muncul kembali dan menawarkan sebuah harapan baru pada Prasasti. Mengajaknya menikah dan Prasasti menyetujui. Namun, rintangan datang dari orang tua Zahir, ketika mereka mengetahui bahwa Prasasti mengidap penyakit lupus. Karena orang tua Zahir tidak setuju, keluarganya menuntut Zahir untuk menikah bersama gadis kaya pilihan orang tuanya.
Disitulah kekuatan dan kebesaran cinta antara Zahir dan Prasasti di uji. Akankah kebesaran cinta diantara mereka akan runtuh?, bagaimana Zahir meyakinkan orang tuanya untuk bisa menerima Prasasti?, pembaca dapat menemukan jawaban atas perjuangan tokohnya setelah membaca novel yang terinspirasi dari kisah nyata ini.
Sebuah kisah romantis mewarnai novel yang segera di filmkan ini. Perjuangan tokohnya dalam menghadapi cobaan dan menemukan sebuah keajaiban dalam hidup memberikan nilai lebih bagi yang membacanya. Selain memberikan motivasi, pembaca juga akan mendapatkan inspirasi yang berharga bagi kehidupan.

Judul : Tuhan Jangan Pisahkan Kami
Penulis : Damien Dematra
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Cetakan : Januari, 2010
Halaman : 250 halaman
Peresensi : Khoirul Umam, Mahasiswa Biologi Unmuh Malang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar