Foto Profil

Foto Profil
Senyum itu indah, maka tersenyumlah

Senin, 03 Mei 2010

PKM-GT 2010PENDAHULUAN Latar Belakang Mikroorganisme dapat diperoleh hampir setiap tempat dimuka bumi, dari dasar laut sampai ke puncak-puncak gunu

PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA
PEMANFAATAN BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L) SEBAGAI ALTERNATIF ANTI BAKTERI Shigella dysentria



PKM GT
Diusulkan oleh:

Ketua : Mei Yuniar (NIM: 08330005, angkatan 2008)
Anggota : Khoirul Umam (NIM: 08330015, angkatan 2008)
Umi Solehah (NIM: 09330153, angkatan 2009)





UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
MALANG
2010

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Kegiata :PEMANFAATAN BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L) SEBAGAI ALTERNATIF ANTI BAKTERI Shigella
Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI ( √ ) PKM-G
Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Mei Yuniar
b. NIM : 08330005
c. Jurusan : Pendidikan Biologi
d. Universitas/Institut/Politeknik : UniversitasMuhammadiyah Malang
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jalan kusuma bangsa Rt 7/3 No. 43
f. Alamat email : yunnieluph@gmail.com
Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : DR. H. Moch. Agus Krisno B, M.Kes
b. NIP : 104.8909.0118
c.Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Cengger Ayam Dalam I/38
Tulusrejo Lowokwaru Malang/ 085234620855

Malang, 8 januari 2010




Menyetujui
Ketua Jurusan Biologi Ketua Pelaksana Kegiatan




Drs. Nurwidodo, M.Kes Mei Yuniar
NIP. 131 953 393 NIM. 08330005



Pembantu Rektor Bidang
Kemahasiswaan DosenPendamping





Drs. H. Joko Widodo, M.Si DR.H.Moch.AgusKrisnoB,M.Kes
NIP.104.8611.0039 NIP. 104.8909.0118

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Dia-lah yang memberikan nikmat kepada penulis, baik itu berupa nikmat kesempatan terlebih lagi nikmat kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan keharibaan Nabi besar Muhammad SAW, dialah Nabi yang membawa ummat manusia dari zaman jahiliyah menuju zaman yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan selama ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan waktu dan fikirannya untuk membantu dan menyelesaikan Program Kreatifitas Mahasiswa ini. Progaram kreatifitas mahasiswa ini dibuat oleh penulis adalah untuk memberikan alternatif herbal sebagai anti bakteri. Dimana ada beberapa bakteri yang bersifat patogen dan dan mematikan sehingga diharapkan dapat mengkonsumsi sari buah mengkudu. Buah mengkudu memiliki banyak khasiat bagi kesehatan, hal ini sudah teruji secara ilmiah oleh para ahli.
Penulis menyadari bahwa didalam penulisan PKM (program kreatifitas mahasiswa) ini masih banyak terjadi kesalahan-kesalahan baik itu yang disengaja maupun yang tidak disengaja, itu tidak lepas dari status penulis sebagai mahasiswa sekaligus manusia biasa yang tidak lepas dari kekhilafan dan kesalahan. Mudah-mudahan gagasan yang disampaikan memberi banyak manfaat buat bumi pertiwi. Amin

Malang, 2 April 2009





penulis


















DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
RINGKASAN iv

Pendahuluan
Latar Belakang 1
Tujuan 3
Manfaat 3

Gagasan
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan 3
Solusi yang Pernah Ditawarkan atau Diterapkan Sebelumnnya 6
Kemampuan Gagasan yang Diajukan 7
Pihak yang Dipertimbangkan Dapat Mengimplementasikan Gagasan.......10
Langkah-Langkah Strategis Untuk Mengimplementasikan Gagasan 11

Kesimpulan
Kesimpulan 11

DAFTAR PUSTAKA 12

DAFTAR RIWAYAT HIDUP………………………………………………….13


Ringkasan
Berdasarkan data Survai Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 1997), prevalensi diare di Indonesia 10,4%. Untuk DKI Jakarta, prevalensi diare 8,3% dan disertai darah 0,52%. Jakarta Utara secara umum masih menjadi tempat pertimbangan sebagai tempat wabah penyakit yang berisiko tinggi.
Di Indonesia dilaporkan dari hasil survei evaluasi tahun 1989–1990 diperoleh angka kejadian disentri sebesar 15%. Hasil survei pada balita di rumah sakit di Indonesia menunjukkan proporsi spesies Shigella sebagai etiologi diare; S.dysentery 5,9%; S.flexneri 70,6%; S.boydii 5,9%; S.sonnei 17,6%.
Pemanfaatan buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) dapat dijadikan sebagai alternatif anti bakteri yang bersifat mematikan. Buah mengudu sendiri dapat dijadikan aneka makanan yang melezatkan serta dapat dijadikan dalam bentuk kapsul. Namun yang paling memiliki banyak khasiat adalah sari buah mengkudu (Morinda citrifolia L). pada sari tersebut banyak zat-zat yang terkandung sebagai anti bakteri.
Buah mengkudu mempunyai berbagai khasiat penyembuhan terhadap berbagai penyakit degeneratif yang sulit disembuhkan seperti kanker, diabetes, tumor dan lain sebagainya. Dari hasil penelitian secara ilmiah dapat dibuktikan bahwa pada semua bagian tanaman mengkudu terkandung berbagai senyawa yang berguna dan berkhasiat obat (Bangun dan Sarwono, 2002).
Senyawa Antraquinon yang banyak terdapat pada akar Mengkudu dapat melawan bakteri Stapylococcus yang menyebabkan infeksi pada jantung dan bakteri shigella yang menyebabkan disentri. Acubin, L. asperuloside, alizarin dan beberapa zat antraquinon telah terbukti sebagai zat anti bakteri.
Di Indonesia dilaporkan dari hasil survei evaluasi tahun 1989–1990 diperoleh angka kejadian disentri sebesar 15%. Hasil survei pada balita di rumah sakit di Indonesia menunjukkan proporsi spesies Shigella sebagai etiologi diare; S.dysentery 5,9%; S.flexneri 70,6%; S.boydii 5,9%; S.sonnei 17,6%.
Penemuan zat-zat anti bakteri dalam sari buah Mengkudu mendukung kegunaannya untuk merawat penyakit infeksi kulit, pilek, demam dan berbagai masalah kesehatan yang disebabkan oleh bakteri.
Zat-zat yang terdapat di dalam buah Mengkudu telah terbukti menunjukkan kekuatan melawan golongan bakteri infeksi: Escherichicr coli, Pseudomonas aeruginosa, Salyseneriae, Shigella flexnerri, Shigella paraciysenteriae, monella montevdleo, Salmonella schotmuelleri, Salmonella typhi, Shigella d Proteus morganii, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis dan Escherichia coli.
Perlunya mengadakan sosialisasi kepada masyarakat karena masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang khasiat mengkudu bagi kesehatan dalam melawan bakter yang bersifat mematikan.
Mengadakan acara seminar, menyebar luaskan lewat media radio, majalah kampus atau bahkan dengan brosor agar gagasan kreatif mengenai khasiat buah mengkudu ini dapat diketahui oleh masyarakat luas.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mikroorganisme dapat diperoleh hampir setiap tempat dimuka bumi, dari dasar laut sampai ke puncak-puncak gunung berselimutkan es, di mata-mata air belerang panas, dalam tanah, dan debu, di udara, dalam air susu, makanan, maupun pada permukaan jaringan tubuh kita sendiri (kulit dan selapun lender); Pendek kata disegala macam tempat serta lingkungan di muka bumi ini. Misalnya bakteri yang memiliki peran dalam kehidupan manusia, namun tak banyak juga bakteri yang merugikan manusia diantaranya adalah Pseudomonas aeruginosa, Cryptosporidium, Giardia lamblia, shigella, E. coli, dan lain-lain.
Banyaknya masyarakat yang terserang penyakit akibat bakteri dikarenakan lingkungan yang kurang baik dan sanitasi lingkungan yang buruk sehingga mudah bakteri untuk berkembangbiak.
Demam typhoid, kolera dan shigella merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada di negara berkembang, termasuk Indonesia. Pada tahun 1996, dilaporkan terdapat 1282 kasus diare per 100.000 penduduk di Jakarta, sebagian besar di daerah Jakarta Utara (Ivanoff. et al. Typhoid Fever, 1997 ).
Berdasarkan data Survai Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 1997), prevalensi diare di Indonesia 10,4%. Untuk DKI Jakarta, prevalensi diare 8,3% dan disertai darah 0,52%. Jakarta Utara secara umum masih menjadi tempat pertimbangan sebagai tempat wabah penyakit yang berisiko tinggi.
Penyakit shigella di Jakarta Utara disebut oleh responden sakit diare berdarah dan berlendir, disebut juga “mejen” (buang air besar susah begitu keluar yang keluar darah dan lendir) disebut juga disentri. Fokus dari bahasan disini adalah persepsi dari responden mengenai tingkat keparahan disentri dibanding dengan diare lainnya, keseriusan masyarakat terhadap masalah disentri dibandingkan dengan masalah kesehatan pada masyarakat golongan yang mudah terserang disentri, kemungkinan anggota keluarga yang lain terkena disentri, tingkat keseriusan disentri pada kelompok laki-laki dan wanita, pengaruh terhadap tingkat sosial ekonomi bila anggota keluarga terkena disentri, lama waktu sembuh bila sakit disentri, dan biaya pengobatan.
Diare disebabkan oleh virus, bakteri dan jamur dalam makanan atau minuman yang dikonsumsi. Gejala yang sangat tampak adalah buang air besar terus-menerus, umumnya agak cair. Diare dapat menyebabkan dehidrasi, yang diakibatkan karena keluarnya cairan secara berlebihan dari dalam tubuh manusia.
Dengan adanya penyakit yang disebabkan oleh bakteri maka dibutuhkan obat yang dapat digunakan sebagai antai bakteri, namun alangkah baiknya jika obat yang dikonsumsi tidak memiliki efek samping yang terlalu tinggi. Tetapi dengan keadaan ekonomi yang semakin krisis menyebabkan naiknya berbagai harga bahan pokok maupun obat-obatan. Sehingga masyarakat banyak yang merasa kesulitan untuk mendapatkan obat-obatan dengan harga yang relatif murah dan aman dikonsumsi, sedangkan obat-obatan disamping harganya mahal banyak mepunyai efek samping yang berbahaya bagi kesehatan. Hal ini tentu berbeda, apabila kita menggunakan obat tradisional yang merupakan hasil atau olahan dari alam yang mempunyai efek samping yang sangat rendah dan bahkan tidak ada efek samping serta harganya yang murah bahkan tidak perlu membeli.
Indonesia terletak di daerah tropik dan memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi bila di bandingkan dengan daerah beriklim subtropik (iklim sedang) dan iklim kutub. Oleh karena itu Indonesia memiliki berjuta-juta jenis tanaman, baik yang sudah dikenal (teridentifikasi) maupun yang belum dikenali oleh manusia. Masyarakat Indonesia secara umum hanya mengetahui ± 10 % saja manfaat dari berbagai tanaman yang ada di sekitarnya. Salah satu dari berbagai tanaman itu adalah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) yang banyak tumbuh disekitar kita, namun pemanfaatannnya belum optimal.
Dalam kehidupan sehari-hari kebanyakan masyarakat awam kurang mengetahui akan banyaknya manfaat dari tanaman Mengkudu. Biasanya masyarakat hanya menggunakan daun Mengkudu untuk diolah sebagai sayur dan buahnya banyak terbuang percuma, karena sebagai buah rasanya kurang begitu enak.

Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini antara lain sebagai berikut:
1. Mengetahui kegunaan buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) sebagai alternatif anti bakteri.
2. Mengetahui zat yang terkandung dalam buah Mengkudu (Morinda cytrifolia L.) yang dapat untuk mematikan bakteri.

Manfaat
Manfaat dari penulisan ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang khasiat buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) dan zat-zat yang terkandung didalamnya sehingga dapat digunakan sebagai anti bakteri. Dapat pula mengurangi angka penderita penyakit yang disebabkan oleh bakteri.


GAGASAN
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan
Hasil survey di Indonesia dilaporkan dari evaluasi tahun 1989–1990 diperoleh angka kejadian disentri sebesar 15%. Hasil survei pada balita di rumah sakit di Indonesia menunjukkan proporsi spesies Shigella sebagai etiologi diare; S.dysentery 5,9%; S.flexneri 70,6%; S.boydii 5,9%; S.sonnei 17,6%. Dari laporan survailans terpadu tahun 1989 didapatkan 13,3% di puskesmas. Di rumah sakit didapat 0,45% pada penderita rawat inap dan 0,05% pasien rawat jalan. Meskipun proporsi S. dysentery rendah tetapi kita selalu harus waspada karena S. dysentery dapat muncul sebagai epidemi. Epidemi ini telah melanda Asia Selatan sekitar akhir tahun 80 an dan awal tahun 90 an. Lebih berbahaya lagi, epidemik ini dapat disebabkan oleh Shigella dysentery yang telah resisten terhadap berbagai antibiotik. Proporsi penderita diare dengan disentri di Indonesia dilaporkan berkisar antara 5-15%. Proporsi disentri yang menjadi disentri berat belum jelas.
Angka kejadian disentri sangat bervariasi di daerah Indonesia maupun di beberapa Negara berkembang seperti di Bangladesh dilaporkan selama 10 tahun (1974 – 1984) angka kejadian disentri berkisar antara 19,3% - 42,0%. Di Thailand dilaporkan disentri merupakan 20% dari pasien rawat jalan rumah sakit anak di Bangkok. Namun yang perlu dicatat dan mendapat perhatian bahwa disentri merupakan penyakit telah menyebar ke seluruh dunia.
Dalam tata laksana kasus diare akut yang ditetapkan Sub Direktorat P2 Diare, K & PP Ditjen PPM & PPL DepKes RI (selanjutnya disebut tata laksana diare akut) semua diare berdarah dikatagorikan sebagai disentri, sesuai dengan batasan WHO. Disentri berat adalah disentri yang disertai dengan komplikasi, sedangkan diare berdarah dapat disebabkan oleh seluruh kelompok penyebab diare, seperti oleh virus, bakteri, parasit, intoleransi laktosa, alergi protein susu sapi, tetapi sebagian besar disentri disebabkan oleh infeksi.
Penularan secara fecal oral, kontak dari orang ke orang atau kontak orang dengan alat rumah tangga. Infeksi menyebar melalui makanan dan air yang terkontaminasi dan biasanya terjadi pada daerah dengan sanitasi hygiene perorangan yang buruk. Di Indonesia penyebab utama disentri adalah Shigella, Salmonela, Campylobacter jejuni, Escherichia coli (E. coli), dan Entamoeba histolytica. Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery, kadang-kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri, Salmonella dan Enteroinvasive E.coli (EIEC) (Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman, 1999).
Penyakit shigella di Jakarta Utara disebut oleh responden sakit diare berdarah dan berlendir, disebut juga “mejen” (buang air besar susah begitu keluar yang keluar darah dan lendir) disebut juga disentri. Fokus dari bahasan disini adalah persepsi dari responden mengenai tingkat keparahan disentri dibanding dengan diare lainnya, keseriusan masyarakat terhadap masalah disentri dibandingkan dengan masalah kesehatan pada masyarakat golongan yang mudah terserang disentri, kemungkinan anggota keluarga yang lain terkena disentri, tingkat keseriusan disentri pada kelompok laki-laki dan wanita, pengaruh terhadap tingkat sosial ekonomi bila anggota keluarga terkena disentri, lama waktu sembuh bila sakit disentri, dan biaya pengobatan.
Diare pada disentri umumnya diawali oleh diare cair, kemudian pada hari kedua atau ketiga baru muncul darah, dengan maupun tanpa lendir, sakit perut, yang diikuti munculnya tenesmus. Panas disertai hilangnya nafsu makan dan badan terasa lemah. Pada saat tenesmus terjadi, pada kebanyakan penderita akan mengalami penurunan volume diarenya dan mungkin feses hanya berupa darah dan lendir. Gejala infeksi saluran nafas akut dapat menyertai disentri. Disentri dapat menimbulkan dehidrasi, dari yang ringan sampai dengan dehidrasi berat, walaupun kejadiannya lebih jarang jika dibandingkan dengan diare cair akut. Komplikasi disentri dapat terjadi local di saluran cerna, maupun sistemik (Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman, 1999).
Menurut Djauhari Ismail dkk (1997), perbedaan pengertian pengetahuan dan pengalaman menyebabkan adanya perbedaan dalam sikap dan tanggapan serta penerimaan seseorang terhadap sesuatu penyakit. Responden kebanyakan mengatakan tidak sering terjadi disentri namun bila ada yang sakit disentri masyarakat cukup peduli, karena sebelum dibawa ke pelayanan kesehatan diobati sendiri terlebih dahulu. Kepedulian ini merupakan hal positif yang dapat dikembangkan mengingat disentri merupakan penyakit menular dan cukup besar prevalensinya.
Disentri basiler biasanya menyerang secara tiba – tiba sekitar dua hari setelah kemasukan kuman/bakteri Shigella. Gejalanya yaitu demam, mual dan muntah-muntah, diare dan tidak napsu makan. Bila tidak segera diatasi, dua atau tiga hari kemudian keluar darah, lendir atau nanah dalam feses penderita. Pada disentri basiler, penderita mengalami diare yang hebat yaitu mengeluarkan feses yang encer hingga 20-30 kali sehari sehingga menjadi lemas, kurus dan mata cekung karena kekurangan cairan tubuh (dehidrasi). Hal tersebut tidak bisa dianggap remeh, karena bila tidak segera diatasi dehidrasi dapat mengakibatkan kematian. Gejala lainnya yaitu perut terasa nyeri dan mengejang.
Penyakit ini umumnya lebih cepat menyerang anak-anak. Kuman – kuman masuk ke dalam organ pencernaan yang mengakibatkan pembengkakan dan pemborokan sehingga timbul peradangan pada usus besar.
Penderita disentri harus segera mendapat perawatan, yang perlu dihindari adalah mencegah terjadinya dehidrasi karena dapat berakibat fatal. Dalam keadaan darurat, dehidrasi yang ringan dapat diatasi dengan pemberian cairan elektrolit (oralit) untuk mengganti cairan yang hilang akibat diare dan muntah-muntah.

Solusi yang Pernah Ditawarkan atau Diterapkan Sebelumnnya
Penanggulangan secara administratif dilakukan oleh pemerintah, dengan mengeluarkan berbagai peraturan dan undang-undang. Antara lain peraturan pemerintahan yang disetujui DPR tanggal 25 februari 1982. Disahkan presiden tanggal 11 Maret 1982 menjadi UU No. 4 tahun 1982 yang berisi ketentuan pengelolaan lingkungan hidup ( UULH ). Sebelum membangun pabrik atau proyek lainnya, para pengembang diharuskan melakukan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Analisis dampak dari berdirinya industri tersebut tujukan kepada pengelolaan santasi secara luas terhadap lingkungan sekitarnya. Pemerintah juga mengeluarkan baku mutu lingkungan, yaitu standar yang ditetapkan untuk menentukan mutu lingkungan. Selain itu pemerintah juga mengeluarkan program yang meliputi berbagai sektor dalam pembangunan berkelanjutan sehingga diharapkan pembangunan dapat berlangsung lestari dengan mempertahankan fungsi lingkungan lestari
Penanggulangan secara edukatif adalah dengan mengadakan kegiatan penyuluhan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya kelestarian alam. Masyarakat rumah tangga mempunyai peranan yang cukup besar dalam pencemaran lingkungan, khususnya air akibat sampah rumah tangga.
Tindakan sederhana yang perlu dilakukan oleh masyarakat yaitu, tidak membuang sampah atau limbah cair ke sungai, danau, laut dll, tidak menggunakan sungai atau danau untuk tempat mencuci truk, mobil dan sepeda motor tidak menggunakan sungai atau danau untuk wahana memandikan ternak dan sebagai tempat kakus, tidak minum air dari sungai, danau atau sumur tanpa dimasak dahulu.
Pemerintah juga pernah melakukan kegiatan untuk yaitu pelacakan kasus untuk mencari asal usul penularan dan mengantisipasi penyebarannya serta memberikan solusi dengan pencegahan dehidrasi dengan pemberian oralit bagi setiap penderita yang ditemukan di lapangan. Penyuluhahn ini diberikam baik perorang maupun keluarga.

Kemampuan Gagasan yang Diajukan
Mengkudu termasuk kedalam filum Angiospermae, Sub filum Dicotyledonae, Divisi Lignosae, Famili Rubiaceae, Genus Morinda, Species citrifolia, dalam bahasa Inggris dinamakan “Indian mulberry” dan nama ilmiahnya Morinda citrifolia L. Beberapa species mengkudu yang ada di Indonesia menurut Heyne (1987) adalah M. citrifolia L, M. eliptica, M. bracteaca, M. speciosa, M. linctoria, dan M. oleifera. Dari species-species tersebut diatas, hanya ada dua yang suda umum dimanfaatkan, yaitu M. citrifolia L., yang dikenal sebagai mengkudu Bogor dan species ini yang banyak dimanfaatkan untuk obat (Tjitrosoepomo, 1981).
Tanaman mengkudu (Morinda citrifolia L), salah satu tanaman obat yang sudah dimanfaatkan sejak jaman purba hampir diseluruh belahan dunia. Pada 100 tahun Sebelum Masehi (SM), penduduk Asia Tenggara telah memanfaatkan tanaman mengkudu sebagai obat (Waha, 2001).
Tanaman mengkudu di Indonesia sudah dimanfaatkan sejak jaman dahulu. Semula yang dimanfaatkan adalah kulit akarnya sebagai zat pewarna, karena dalam kulit akarnya tersebut terkandung senyawa morindon dan morindin yang dapat memberikan warna merah dan kuning untuk mewarnai kain tenun dan batik (Heyne, 1987, PROSEA, 2003). Setelah diketahui bahwa dalam bagian lain tanaman mengkudu, terutama buahnya mengandung berbagai zat yang berkhasiat obat yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, maka selanjutnya tanaman mengkudu lebih dikenal sebagai tanaman obat.
Akhir-akhir ini tanaman tersebut mendapat perhatian dunia karena adanya fakta empiris dan kepercayaan serta bukti penelitian ilmiah bahwa buah mengkudu mempunyai berbagai khasiat penyembuhan terhadap berbagai penyakit degeneratif yang sulit disembuhkan seperti kanker, diabetes, tumor dan lain sebagainya. Dari hasil penelitian secara ilmiah dapat dibuktikan bahwa pada semua bagian tanaman mengkudu terkandung berbagai senyawa yang berguna dan berkhasiat obat (Bangun dan Sarwono, 2002).
Hasil penelitian yang dimuat dari jurnal Pacific Science (vol.4. tahun 1950) melaporkan bahwa Mengkudu mengandung bahan anti bakteri yang dapat digunakan untuk mengatasi penyakit jantung masalah pencernaan. Senyawa Antraquinon yang banyak terdapat pada akar Mengkudu dapat melawan bakteri Stapylococcus yang menyebabkan infeksi pada jantung dan bakteri shigella yang menyebabkan disentri.
Acubin, L. asperuloside, alizarin dan beberapa zat antraquinon telah terbukti sebagai zat anti bakteri. Zat-zat yang terdapat di dalam buah Mengkudu telah terbukti menunjukkan kekuatan melawan golongan bakteri infeksi: Escherichicr coli, Pseudomonas aeruginosa, Salyseneriae, Shigella flexnerri, Shigella paraciysenteriae, monella montevdleo, Salmonella schotmuelleri, Salmonella typhi, Shigella d Proteus morganii, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis dan Escherichia coli. Pengujian selanjutnya menunjukkan bahwa kegiatan zat anti-bakteri dalam buah Mengkudu dapat mengontrol dua golongan bakteri yang mematikan (pathogen), yaitu: Salmonella dan Shigella. Penemuan zat-zat anti bakteri dalam sari buah Mengkudu mendukung kegunaannya untuk merawat penyakit infeksi kulit, pilek, demam dan berbagai masalah kesehatan yang disebabkan oleh bakteri.
Penyelidikan klinis yang dilakukan oleh Dr. Schechter (Institut Pengobatan Alami di California) menghasilkan data-data penting tentang kemampuan sari buah Mengkudu, di antaranya yaitu merangsang produksi sel T dalam sistem kekebalan tubuh (sel T berperan penting dalam melawan penyakit); memperkuat sistem kekebalan tubuh, terutama makrofaset dan limfosit dari sel darah putih; menunjukkan efek anti bakteri; mempunyai efek anti rasa sakit/nyeri (analgesik); menghambat pertumbuhan sel-sel pra kanker/tumor yaitu dengan kemampuannya menormalkan fungsi sel-sel yang abnormal.
Senyawa-senyawa yang lebih berperan dalam obat tradisional adalah yang terkandung dalam sari buahnya. Penelitian efek farmakologis buah mengkudu diawali oleh Lavend et al., (1963) yang melaporkan bahwa jus buah mengkudu menunjukan kemampuan melawan inferksi bakteri Staphylococus aureus, Escherchia coli, dan Pseudomonasd aeruginosa. Komposisi bahan-bahan terpenting dalam sari buah mengkudu juga dilaporkan oleh Solomon (1998).
Pemanfaatan buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) dapat dijadikan sebagai alternatif anti bakteri yang bersifat mematikan. Buah Mengkudu mengandung senyawa antibakteri (antakuinon, acubin, asperulosida), dimana zat ini ini memiliki kekuatan dalam melawan bakteri infeksi. Zat anti bakteri menunjukkan kemampuan mengontrol perkembangan bakteri yang mematikan, seperti Salmonella, dan Shigella yaitu bakteri yang dapat menyebabkan disentri.
Sari buah mengkudu (Morinda citrifolia L) banyak mengandung zat-zat sebagai anti bakteri. Jenis buah mengkudu yang dapat digunakan adalah buah mengkudu yang sudah masak yang dapat diketahui melalui melalui aroma buah seperti aroma keju dan berwarna kuning
Pemanfaatan sari buah mengkudu ini sebagai obat-obatan dan minuman kesehatan dapat juga berupa kapsul dan jus dengan cara mempromosikan dan mempopulerkan kembali jus mengkudu melalui seleksi dan memanfaatkan dari varietas yang unggul sebagai bentuk pengelolaan buah mengkudu yang selama ini belum . Produk olahan buah mengkudu dengan skala rumah tangga berupa serbuk buah tanpa biji, serbuk atau kopi biji dalam bentuk bubuk dan dikemas dalam kapsul.
Cara pengolahan buah mengkudu untuk obat atau minuman sehat dapat dilakukan dengan cara yang sederhana. Salah satu yang popular adalah jus buah mengkudu. Cara membuatnya bisa dilakukan dengan cara :
2 buah mengkudu yang cukup besar dan sudah mengkal, dengan ciri-ciri kulit buah berwarna putih transparan, daging buah masih keras, dicuci bersih lalu diparut, bisa ditumbuk halus atau diiris-iris dan menambahkan ¾ gelas air putih matang, lalu diblender. Airnya disaring atau diperas dengan kain yang bersih dan ditampung diwadah yang bersih.
Cara lain yaitu buah yang sudah matang tapi masih segar, dengan ciri-ciri seperti buah mengkal tapi daging buah sudah lunak. Buah tersebut dicuci lalu diremas-remas dalam kain bersih dan airnya ditampung dalam wadah bersih, tambah ¾ gelas air matang dan diaduk rata.
Cara lain yang cukup mudah namun sudah dilakukan oleh pabrik pengalah kelas menengah dan banyak dilakukan oleh pengolah industri rumah tangga dengan cara; buah mengkal setelah dicuci bersih lalu dimasukan kedalam air mendidih (suhu 100° C) selama 2 menit, lalu ditiriskan. Setelah dingin buah mengkudu tersebu difermentasi dengan cara dimasukan kedalam wadah berupa tong terbuat dari steinles, atau wadah dari bahan lain yang tidak berkarat dan ditutup rapat. Di dalam tong, ¹/3 – ¼ bagian dari bawah dibuat saringan penyangga dan keran pembuka dibagian bawahnya. Setelah dua minggu cairan sari buah mengkudu akan menetes ke dasar tong, dan dengan membuka kran Proses fermentasi biasanya berlangsung selama satu bulan sampai cairan sari buah mengkudu tidak menetes lagi. Cara dan dosis mengkonsumsi jus sari buah mengkudu secara umum adalah diminum berulang-ulang setiap 2 hari sekali, sampai penyakitnya sembuh, sehari 3 kali 1/3 gelas, atau sesuai petunjuk yang tertera pada label kemasan.
Cara tersebut dapat menyembuhkan penyakit terutama darah tinggi, radang usus, radang tenggorokan dan mungkin penyakit lainnya. Untuk menjaga kesehatan, setiap satu minggu cukup 2 hari saja, dosisnya seperti di atas. Bila perlu jus tersebut bisa diberi gula, jeruk mipis, atau asam jawa secukupnya, tergantung selera dan kondisi tubuh atau jenis penyakit.

Pihak yang Dipertimbangkan Dapat Mengimplementasikan Gagasan
Gagasan Pemanfaatan buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) akan dapat terlaksana dengan baik jika adanya dukungan dari berbagai pihak, seperti pemerintah, instansi terkait dan LSM yang bergerak dalam bidang kesehatan atau sejenisnya. Dukungan disini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Misalnya peran pemerintah dengan memberikan anggaran untuk membuka industri skala rumah tangga serta mengadakan kegiatan yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang khasiat buah mengkudu.
Selain itu, LSM dapat melakukan kegiatan berupa memberikan sosialisasi dan dampingan kepada masyarakat dalam pemanfaatan buah mengkudu dan cara pengelolahannya. Pada intinya semua pihak yang terkait dalam gagasan ini dapat memberikan dukungan sepenuhnya kepada masyarakat dalam pemanfaatan buah mengkudu sebagai alternatif anti bakteri.

Langkah-Langkah Strategis Untuk Mengimplementasikan Gagasan
Untuk mengimplementasikan buah mengkudu (Morinda citrifolia L)sebagai alternatif zat anti bakteri shigella penyebab disentri dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Sosialisasi atau penyuluhan dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan seminar kepada masyarakat tentang khasiat dari buah mengkudu (Morinda citrifolia L) bagi tubuh.
Menyebarkan informasi mengenai khasiat buah mengkudu (Morinda citrifolia L) melalui brosur, media elektronik berupa radio pada masyarakat umum tentunya.
Pendampingan oleh fasilitator dalam sebuah proses pengelolahan buah mengkudu (Morinda citrifolia L) menjadi aneka makanan dan minuman.

KESIMPULAN
Pemanfaatan sari buah mengkudu ini sebagai obat-obatan dan minuman kesehatan dapat juga berupa kapsul dan jus dengan cara mempromosikan dan mempopulerkan kembali jus mengkudu melalui seleksi dan memanfaatkan dari varietas yang unggul sebagai bentuk pengelolaan buah mengkudu yang selama ini belum.
Untuk mengimplementasikan gagasan tersebut perlunya dukungan dari pemerintah, instansi yang terkait, dan LSM. Dengan adanya peran dari berbagai pihak gagasan ini dapat terlaksana dengan baik.
Buah mengkudu memiliki banyak khasiat salah satunya zat yang terkandung pada buah mengudu dapat dijadikan sebagai zat anti bakteri. Pemanfaatan sari buah mengkudu ini memiliki efek samping yang minim apabila dibandingan dengan mengkonsumsi obat-obatan.


DAFTAR PUSTAKA
Bangun, A. P. dan B. Sarwono, 2002. Sehat dengan Ramuan Tradisional. Khasiat dan manfaat mengkudu. Agro Media Pustaka, Jakarta
Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (Ditjen PPM & PLP). Departemen Kesehatan RI; Badan Koordinasi Gastrointerologi Anak Indonesia. 1999. Tatalaksana Kasus Diare Bermasalah.
Djauhari Ismail, R Sutrisno, Manginah PA dan Retnohastuti. 1997. Pengertian Sikap dan Perilaku Masyarakat terhadap Diare. Kumpulan Naskah PITV, BKGAI (Badan Koordinasi Gastro Interologi Anak Indonesia).
Heyne, K., 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Badan Litbang Kehutanan 3 (1) : 1794 – 1800.
Solomon, N., 1998. Nature’s Amazing Healer. Woodland Publishing. Pleasant Grove. Utah, USA.
Tjitrosoepomo, Gembong. (1981). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press
Waha, M. G., 2001. Sehat dengan Mengkudu. MSF Group, Jakarta : 1– 44

LAMPIRAN
Biodata Penulis Utama dan Anggota
Penulis Utama
Nama : Mei yuniar
NIM : 08330005
Tempat, Tanggal lahir : Jombang, 29 Mei 1990
Alamat : Jln. Raya Tlogomas 99
Tlp/Hp : 085247800204
E-mail : yunnieluph@gmail.com

Riwayat hidup:
SDN Utama 2 Tarakan Lulus Tahun 2002
SMPN 5 Tarakan Lulus Tahun 2005
SMAN 2 Tarakan Lulus Tahun 2008
S1 Jurusan Pendidikan Biologi FKIP-UMM, sekarang
Aktivitas Non Akademik:
Anggota HMJ Biologi Universitas Muhammadiyah Malang 2009-sekarang
Anggota UKM Taekwondo Universitas Muhammadiyah Malang 2009-sekarang

Anggota Penulis
Nama : Khoirul Umam
NIM : 08330015
Tempat, Tanggal lahir : Pontianak, 04 Juli 1990
Alamat : Jln. Margobasuki No. 26 Jetis Malang
Tlp/Hp : 08970236125
E-mail : umam_kkr@ymail.com

Riwayat hidup:
MI Darul Ulum Kuala Dua Lulus Tahun 2002
MTs Darul Ulum Kuala Dua Lulus Tahun 2005
MAN 2 Pontianak Lulus Tahun 2008
S1 Jurusan Pendidikan Biologi FKIP UMM-sekarang

Aktivitas Non Akademik:
Anggota HMJ Biologi Universitas Muhammadiyah Malang 2009-sekarang.
Anggota UKM Forum Diskusi Ilmiah UMM
Wartawan Koran Kampus BESTARI UMM 2009-sekarang


Nama : Umi Solehah
NIM : 09330153
Tempat, Tanggal lahir : Sambas, 20 Desember 1990
Alamat : Jl. Raya Tlogomas Gang. 1 No. 82 A
Tlp/Hp : 085751677550
E-mail : ce17_borneo@yahoo.co.id

Riwayat hidup:
SDN 26 SambasTahun 2002
Mts. Ushuludin Singkawang Lulus Tahun 2005
MAN 2 Pontianak Lulus Tahun 2008
S1 Jurusan Pendidikan Biologi FKIP-UMM, sekarang


Tidak ada komentar:

Posting Komentar